Alhamdulillah, suatu kenikmatan dari Sang Pencipta, di bulan Maret kemarin saya berkesempatan mengikuti kegiatan Aceh Development International Conference (ADIC) 2011. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Universiti Kebangsaan Malaysia, Selangor, Malaysia. Bersama dengan teman-teman delegasi dari IPB, saya mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran dari setiap waktu yang saya lewati.
Pada kegiatan tersebut, saya berkesempatan untuk mempresentasikan paper yang kami buat, yah, paper yang saya dan teman-teman tim buat, di bawah bimbingan dosen pembimbing kami. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi saya. Kegiatan tersebut dihadiri oleh banyak pejabat-pejabat dari Indonesia, diantaranya Duta Besar RI di Malaysia Dr. Da'i Bachtiar, Dr. Ir. Mustafa Abubakar (Menteri BUMN RI), dan Dr. Ahmad Farhan Hamid (Wakil Ketua MPR RI).
Satu hal yang seru adalah saat menghabiskan waktu untuk jalan-jalan, kebetulan ada dosen dan alumnus FKH IPB yang sedang menempuh studi di Fakultas Perubatan Veteriner UPM (Universiti Putra Malaysia). ya kalo di Indonesia namanya Fakultas Kedokteran Hewan. Oleh mereka, kami diantar jalan-jalan ke beberapa tempat, termasuk ke kampus FKH UPM. Wah, seperti studi banding rasanya, tapi sayang, saat itu hari sabtu, jadi sepi, aneh juga, Rumah Sakit Hewan di sana weekend tutup. Bangga dengan IPB, Rumah Sakit Hewan FKH IPB selalu buka dan pasti ada yang jaga. Apalagi, weekend justru menjadi waktu bagi pemilik hewan yang ingin membawa hewannya ke rumah sakit. ........................... Yah, pokoknya jalan-jalannya menyenangkan. Pada hari ketiga, panitia konferensi mengajak peserta jalan-jalan ke Melaka, suatu tempat yang diakui oleh UNESCO sebagai "World Heritage City". Memang, di Melaka menjadi tempat pertama kali bangsa Portugis maupun Belanda menjajakkan kakinya di tanah Melayu, sesuai dengan apa yang diceritakan di buku-buku IPS (sejarah) yang saya baca ketika SD, SMP, dan SMA. Di Melaka lah kapal-kapal bangsa Portugis maupun Belanda berlabuh, yang kemudian mulai memasuki kawasan Indonesia (Aceh, Sumatera). Di kota tersebut banyak ditemui bangunan-bangunan asli yang dibangun oleh bangsa kolonial pada masa itu. Dan uniknya, bangunan-bangunan bersejarah tersebut ditandai dengan cat berwarna merah.
Yaps, begitulah singkat ceritanya.
"Terima kasih untuk Bapak dan Ibu di Bantul (My lovely parent) yang selalu mendoakan anak-anaknya setiap selesai sholat, mendidik dengan baik, merawat dengan sabar, menyekolahkan anak-anaknya, hingga saat ini. Mungkin anakmu bukan pemuda yang paling sempurna, tapi sungguh, anakmu akan menjadi anak yang terbaik bagi Bapak dan Ibu. Allahummaghfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shaghiira"
Foto bersama di depan Istana Putrajaya |
Berfoto di Kampus Fakulti Perubatan Veteriner Universiti Putra Malaysia |